Kamis, 22 Januari 2009

Pendapatan Pertamina Diprediksi Anjlok 42% Tahun 2009

Pendapatan Pertamina Diprediksi Anjlok 42% Tahun 2009

Jakarta - Pendapatan PT Pertamina (persero) tahun 2009 diprediksi akan turun tajam dibandingkan prognosa tahun 2008. BUMN minyak itu diperkirakan hanya akan memperoleh pendapatan sebesar Rp 311 triliun dari tahun 2008 yang Rp 540 triliun atau berarti turun hingga 42%.Demikian hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Keuangan Pertamina Frederick Siahaan dalam konferensi pers usai rapat umum pemegang saham (RUPS) di Kantor Kementrian BUMN, Gedung Garuda, Jakarta, Kamis (22/1/2009)."Dengan acuan ICP (Indonesia Crude Price) di 2009 sebesar US$ 45 per barrel maka target pendapatan Rp 311 triliun, sedang prognosa tahun 2008 sebesar Rp 540 triliun dengan ICP US$ 101 per barel," katanya. Anjloknya pendapatan berimbas kepada laba bersih BUMN Migas tersebut, di penghujung 2009 diperkirakan hanya akan membukukan laba bersih sebesar Rp 12 triliun. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan prognosa tahun 2008 yang mencapai Rp 30 triliun."Selain penurunan minyak mentah yang sangat drastis, juga aplha yang masih 8 persen," katanya.Jumlah produksi perseroan di tahun 2009 pun akan mengalami peningkatan menjadi 62,8 juta barrel atau sekitar 172.000 barrel per hari. Jumlah ini lebih besar dari prognosa 2008 yang diperkirakan mencapai 52 juta barrel.Sedangkan untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) perseroan di tahun 2009, ia mengatakan telah menyiapkan dana Rp 21,9 triliun dari kas internal. Capex tersebut akan digunakan untuk eksplorasi di kegiatan hulu.Public Non Listed DitundaPada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Ari Soemarno mengatakan, selain membahasa RKAP, RUPS tersebut juga membahas rencana perseroan untuk menjadi perusahaan publik non listed."Rencana Pertamina menjadi perusahaan public non listed yang seharusnya dimulai 2008 ditunda menjadi tahun 2009," jelasnya.Menurutnya, penundaan tersebut dikarenakan hasil audit yang belum selesai juga peraturan pemerintah (PP) yang belum diterbitkan oleh Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar