Kamis, 22 Januari 2009

Dalam Setahun, Ada 5 Hari Kualitas Udara di Surabaya Buruk

Dalam Setahun, Ada 5 Hari Kualitas Udara di Surabaya Buruk

Surabaya - Warga Kota Surabaya alangkah baiknya bersikap waspada terhadap kualitas udara di Kota Pahlawan. Pasalnya dalam setahun ada lima hari kualitas udara mengalami penurunan dan kondisinya tidak sehat."Tahun 2008 lalu ada lima hari dari 365 hari kualitas udara sangat buruk. Dan kemungkinan tahun ini (2009,red) akan mengalami hari seperti itu," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Togar Silaban kepada wartawan dalam konferensi pers di Rumah Makan Kampar, Jalan Indragiri, Surabaya, Kamis(22/1/2009).Togar mengungkapkan, menurunnya kualitas udara tersebut dikarenakan banyaknya particullar (pm 1o) atau debu yang berterbangan di udara di seluruh kota. Dan yang kedua adalah karena ozon.Untuk debu dikarenakan BBM jenis solar dan juga debu jalanan. Sedangkan pencemaran ozon karena banyaknya polusi kendaraan bermotor terutama hydroncarbon dan C02 yang bereaksi di udara kemudian menimbulkan pencemaran ozon."Pencemaran ozon itu adalah pencemaran udara sekunder sedangkan pencemaran primer itu berasal dari Carbondioksida, nitrogen oksida dan sulfur oksida," jelasnya.Hal tersebut bisa dikurangi kata dia dengan melakukan perawatan rutin kendaraan bermotor. Perawatan perlu dilakukan agar emisi gas buangnya tidak menimbulkan pencemaran. Saat ini kata dia jumlah pertambahan kendaraan bermotor di Kota Buaya setiap tahunnya meningkat dan hampir menyentuh angka 10 persen."Kita kampanye kebersihan lingkungan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan seperti biosolar dan pertamax. Pertamax? kemungkinan mengurangi emisi," ungkapnya.Pria berdarah batak ini menambahkan mereka akan melakukan perbaikan terhadap stasiun pemantauan udara yang ada. Dari lima stasiun pemantau, 3 diantaranya mengalami kerusakan. Begitupula dengan display pemantauan udara juga mengalami kerusakan seperti di Jalan Mayjend Sungkono dan Bundaran Waru di Jalan Ahmad Yani."Kita punya anggaran Rp 3,5 miliar. Rp 2,5 miliar digunakan untuk perbaikan alat dan penambahan alat yang bisa mobile kemana-mana," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar