Selasa, 17 Februari 2009

'Air Berkhasiat' Ponari Sweat Jadi Guyonan di Internet


Selasa, 17/02/2009 14:51 WIB'Air Berkhasiat' Ponari Sweat Jadi Guyonan di InternetNurul Hidayati - detikSurabaya
Salah satu plesetan

Video Terkait
Pasien Dukun Cilik Masih Antre
Foto Terkait
Pengobatan Terakhir Sang Dukun Cilik Surabaya - Guyonan apa yang meledak hari ini di internet? Anda betul, Ponari Sweat.Pemberitaan tentang Ponari dengan batu ajaib yang dicelupkan ke air, memicu kreativitas dengan mempelesetkan sebuah merek minuman beken asal Jepang menjadi Ponari Sweat. Mirip bukan?Lelucon ini di mana pun selalu mengundang gelak tawa. Pelesetan itu terlihat eye catching. Alhasil, humor ini pun merebak dari milis ke milis, dari satu facebook satu ke facebook lainnya, dari email satu ke email lainnya, masuk blog termasuk forum diskusi.Hampir pasti Anda pun mendapatkan kiriman sejenis dari kolega Anda. Atau jangan-jangan Anda kreator lelucon ini?Pelesetan Ponari Sweat itu ada dalam berbagai bentuk. Seperti foto di samping, atau kaleng Ponari Sweat dengan tulisan promosi ".....dengan batu ajaib dan asli kobokan tangan Ponari..."Banyak sekali versi Ponari Sweat ini yang beredar. Tampaknya sejumlah orang menambah-nambahi guyonan itu sehingga kian segar.Jadi, sudahkah Anda minum Ponari Sweat hari ini?(nrl/gik)Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Kesaktian Ponari Tak Sebanding dengan Nilai Pelajaran Sekolah


Selasa, 17/02/2009 17:13 WIBKesaktian Ponari Tak Sebanding dengan Nilai Pelajaran SekolahTamam Mubarrok - detikSurabaya
File: detiksurabaya.com

Jombang - Ponari, dukun cilik asal Jombang dipercaya ribuan warga mampu mengobati berbagai penyakit. Namun hal itu tidak berlaku bagi guru di sekolah tempat dia belajar. Karena selama ini nilai pelajaran bocah itu jelek.Nilai rapor dan pelajaran Ponari yang selalu jelek diungkapkan oleh Kepala Sekolah SDN I Kedungsari, tempat Ponari bersekolah."Ponari memang tidak sepandai teman-temannya yang lain. Angka rapor dan nilai ulangannya selalu jelek," kata Kepala Sekolah SDN I Balongsari, Miharso kepada detiksurabaya.com, Selasa (17/2/2009).Miharso mengaku melihat kondisi Ponari yang terus melakukan pengobatan dan absen selama 18 hari, dia tidak menjamin sosok Ponari naik kelas. Bahkan pihaknya telah melayangkan surat teguran terhadap orangtua Ponari."Kalau begini terus, saya tidak menjamin dia naik kelas. Dan kami telah melayangkan surat teguran kepada orangtuanya," tambahnya.(fat/fat)Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Ponari Ingin Pensiun dari Dukun Cilik Sakti


Senin, 16/02/2009 15:19 WIBPonari Ingin Pensiun dari Dukun Cilik SaktiTamam Mubarrok - detikSurabaya
Ponari digendong/dok detiksurabaya

Video Terkait
Pasien Dukun Cilik Masih Antre
Foto Terkait
Pengobatan Terakhir Sang Dukun Cilik Jombang - Dukun cilik sakti asal Jombang, Ponari mengaku ingin kembali bersekolah seperti teman-temannya. Hal itu diungkapkan bocah berusia 10 tahun saat berada di Mapolsek Megaluh, menemani Mbok Dauk yang selama ini menfasilitasi tempat praktek Ponari."Aku Seloso pingin sekolah, aku wis emoh ngobati. Aku pingin sekolah ben pinter (Aku Selasa pingin sekolah, aku tidak mau mengobati lagi. Aku pingin sekolah biar pintar," kata Ponari dalam Bahasa Jawa saat digendong Kapolsek Megaluh, AKP Sutikno di Mapolsek, Senin (16/2/2009).Usai bertemu dengan wartawan dan berbincang-bincang, Ponari langsung turun dari gendongan kapolsek dan bermain biliar saat di Mapolsek. Namun sosok Mbok Dauk, tetangganya langsung mengajak pulang dengan masuk ke sebuah mobil Land Cruiser warna coklat berplat D 66 DH. Ponari yang mengenakan kaos hitam bercelana pendek pun hanya bisa menuruti kemauan Mbok Dauk.Sementara Kepala Sekolah SD Balongsari I, Miharso saat mendatangi Mapolsek Megaluh mengaku akan melakukan pendekatan persuasif terhadap keluarga dan Ponari."Kita sudah melayangkan surat ke orangtuanya agar Ponari bisa sekolah lagi. Kalau pun ada privat dan jam khusus, kami siap melayani," jelas Miharso kepada detiksurabaya.com di Mapolsek.(fat/fat)Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Dukun Cilik Sakti Beraksi Kembali, Wartawan Dilempari Sandal


Selasa, 17/02/2009 10:13 WIBDukun Cilik Sakti Beraksi Kembali, Wartawan Dilempari SandalTamam Mubarok - detikSurabaya
Ponari digendong/dok detiksurabaya

Jombang - Meski sebelumnya ada kesepakatan dihentikan, namun praktek pengobatan dukun cilik sakti, Ponari di Dusun Kedungsari Desa Balongsari Kecamatan Megaluh, Jombang kembali dibuka, Selasa pukul 09.00 WIB (17/2/2009).Dibukanya praktek pengobatan alternatif ini tentu saja berbeda dengan pengakuan Ponari saat di Polsek Megaluh bebarapa hari lalu. Saat itu Ponari mengaku ingin bersekolah dan berhenti mengobati.Dibukanya pengobatan ini otomatis membuat warga yang mengantre sejak beberapahari lalu merasa lega. Tanpa dikomando ribuan warga mulai merangsek masuk ke area halaman rumah yang biasa digunakan Ponari untuk mengobati."Alhamdulillah, pengobatan ini kembali dibuka. Moga-moga kita dapat obat," kata salah satu warga asal Sidoarjo, Wilujeng (32) kepada detiksurabaya.com di lokasi.Pantas jika Wilujeng merasa lega hati. Karena dirinya sudah menginap selama tiga hari di kawasan area rumah Ponari. Hal senada juga diungkapkan oleh pria asal Madiun, Usman (40). Dirinya sudah menginap selama empat hari."Saya mengalami asam urat dan pingin sembuh," katanya saat mengantre.Dibukanya kembali pengobatan ini diwarnai aksi tidak simpati dari panitia. Terkesan panitia tidak ingin media meliput fenomena dukun cilik sakti yang namanya sudah manasional tersebut.? Bahkan panitia pengobatan yang sebelumnya cukup ramah dan kooperatif, mulai arogan kepada wartawan. Sikap warga ini sebenarnya sudah ditunjukkan beberapa hari ini. Namun antipati kepada media itu semakin menjadi-jadi. Beberapa wartawan yang mencoba mengambil gambar dilempari sandal hingga kameranya berusaha direbut.Salah satu korbannya adalah wartawan Trans TV, Romi. Kamera Romi sempat direbut panitia saat mengambil gambar antrean. Ketegangan pun terjadi saat Romi berusaha mempertahankan kameranya."Kalau tidak terima lapor saja, tidak masalah," teriak salah seorang pria yang menjadi salah satu panitia pengobatan.Aksi berebut kamera ini menjadi tontonan warga dan beberapa polisi yang ada di lokasi. Sayangnya sejumlah polisi hanya membiarkan? tanpa ada upaya melerai, bahkan terkesan mendiamkan.(fat/gik)Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Heboh Batu Petir : Dukun Perempuan Cilik Muncul Saingi Ketenaran Ponari


Selasa, 17/02/2009 13:25 WIBHeboh Batu PetirDukun Perempuan Cilik Muncul Saingi Ketenaran PonariTamam Mubarrok - detikSurabaya
Batu Petir Milik Ponari dan Cak Mad/File

Jombang - Setelah dihebohkan dukun cilik Ponari (10), Kota Jombang kembali dikejutkan dengan munculnya seorang anak perempuan berusia 14 tahun yang dikabarkan juga mempunyai batu petir dan mampu mengobati segala jenis penyakit.Bocah yang disebut sebagai saingan Ponari itu bernama Dewi Setiani (14), asal Desa Brodot, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Jombang. Hanya saja, Dewi menolak mengobati pasien seperti yang dilakukan Ponari."Dewi menemukan batu kecil warna kuning keemasan. Tapi saya tidak mau jika Dewi yang mengobati seperti Ponari," kata Slamet (47), ayah Dewi kepada wartawan saat ditemui di rumahnya, Selasa (17/2/2009).Sayangnya, dengan alasan mistis, Slamet tidak bersedia menunjukkan batu yang dinyatakan seperti milik Ponari itu. "Oh tidak bisa, kalau saya keluarkan dan diambil gambarnya. Sebab pesan mistisnya seperti itu," ujar Slamet.Dari informasi yang dihimpun, Slamet sendiri sudah lama dikenal sebagai dukun di kawasan itu. Slamet juga sering berpraktek dengan menggunakan batu yang ditemukan anaknya. "Batu ini ditemukan sejak lama, sebelum Ponari," kata Slamet tanpa menyebutkan kapan batu ditemukan.Sementara, Kapolsek Bandar Kedungmulyo AKP Untung Sugiarto menyatakan, praktek perdukunan di Desa Brodot, sudah dilakukan Slamet sejak lama. an pengobatan itu sendiri bukan dilakukan oleh Dewi, anak Slamet. "Jadi praktek dukun dilakukan Pak Slamet seorang," tegas Untung.Sebelumnya, Slamet pernah mengadakan pertemuan dengan pemerintah desa dan jajaran Muspika. Dalam pertemuan itu, Slamet menyatakan keinginannya membuka praktek di lapangan. Sehingga korban jiwa bisa terelakkan. Namun usulan itu, untuk sementara ditolak warga setempat.(bdh/bdh)Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Kak Seto:Ponari Ingin Jadi Tentara dan Senang Obati Orang


Selasa, 17/02/2009 13:34 WIBKak Seto:Ponari Ingin Jadi Tentara dan Senang Obati OrangNograhany Widhi K - detikSurabaya

Video Terkait
Pasien Dukun Cilik Masih Antre
Foto Terkait
Pengobatan Terakhir Sang Dukun Cilik Jakarta - Dukun cilik sakti Ponari ternyata memang senang mengobati orang. Namun, Ponari yang bercita-cita menjadi tentara ini tak senang bila terlalu banyak orang yang diobatinya."Lalu apa sih yang kamu senangi? Menggambar, menyanyi? 'Nggak. Mengobati orang.' Jadi senang mengobati begitu banyak orang? 'Nggak.' Kenapa? 'Terlalu banyak'," ujar Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Seto Mulyadi menuturkan tanya jawabnya dengan dukun cilik sakti asal Jombang Ponari pada Minggu 15 Februari 2009 lalu.Berikut wawancara detikcom dengan Kak Seto, panggilan Seto Mulyadi, Selasa (17/2/2009).Bagaimana hasil pertemuan Kak Seto dengan Ponari, serta kondisi fisik dan psikisnya?Memang dia tampak cukup shock karena situasi yang tiba-tiba serba berubah ini. Pertama trauma terhadap wartawan dan kamera baik foto maupun video. Makanya pada waktu saya datang wartawan diminta keluar semua.Mungkin juga sedikit agak pemalu karena kok 'Wah tiba-tiba jadi selebritis' dan kebanyakan orang ingin bertemu. Akhirnya dia mau berdialog dan menyatakan juga capek melayani begitu banyak orang seperti saat ini. Dia ingin sekolah.Waktu saya tanya mau jadi dokter? 'Nggak'. Mau jadi apa? 'Mau jadi tentara'.Lalu apa sih yang kamu senangi? Menyanyi, menggambar? 'Nggak'. Lalu apalagi? 'Mengobati orang'.Paling tidak ada 15 ribu sampai 20 ribu massa waktu saya datang. Jadi senang mengobati begitu banyak orang? 'Nggak'. Kenapa? 'Terlalu banyak'.Apakah ada indikasi eksploitasi terhadap Ponari, karena orangtuanya sempat dipukuli tetangganya karena ternyata perputaran uang di situ mencapai Rp 1 miliar?Memang secara kasat mata akan kelihatan hal ini. Kami juga mengimbau hentikan eksploitasi ini. Apapun yang dilakukan bukan untuk kepentingan tetangga atau orang tua, tapi untuk kepentingan sang anak.Ponari terlalu lelah atau terlalu banyak (pasien). Mungkin masyarakat sendiri yang mengeksploitasi Ponari. Ketika Ponari sakit, masyarakat mengatakan 'Memang Ponari bisa sakit?'. Ini kan pandangan yang keliru, mohon juga agar ada penyadaran masyarakat.Apa solusi yang Kak Seto tawarkan?Saya minta Bupati Jombang Suyanto untuk merapikan massa dulu yang memenuhi tempat praktek. Massa ditahan supaya tidak masuk dulu. Setelah massa bersih istirahat dulu. Ponari bisa berpraktek kalau kondisinya memungkinkan.Setelah itu sebaiknya dibangun semacam tandon, atau tabung yang cukup besar dan panjang dengan keran cukup banyak. Sehingga batunya cukup dicelupkan saja di tabung tersebut dan masyarakat bisa mengambil air yang mengalir.Saya juga minta kalau Ponari diizinkan praktek agar tidak melanggar hak-haknya sebagai anak, agar dia tetap bisa bersekolah.Masyarakat juga sebaiknya dibatasi, misalnya 200 orang satu hari. Mendaftarnya mungkin bisa di kecamatan atau kabupaten, jadi lebih rapi dan terkontrol.Hari ini Ponari membuka prakteknya kembali dan mendapat dukungan dari Bupati Jombang, bagaimana dengan sekolah Ponari?Iya memang saya mendapat laporan dari Kepseknya. Saya juga barusan bertemu dengan Pak Bupati yang ada di Jakarta dan kembali ke Jombang.Itu bukan tidak mau sekolah. Karena terlalu banyak yang mengepung, jadi ke mana-mana dia diikuti massa.Bagaimana dengan home schooling?Sementara sudah home schooling. Ada gurunya yang datang, kebetulan guru yang mengajar itu sahabatnya Pak Bupati. Sehingga haknya untuk belajar tidak terlanggar. Tapi dia tetap rindu untuk bisa ke sekolah.Bagaimana tanggapan Bupati Jombang atas saran dari Kak Seto?Pak Bupati sangat welcome, saya dengar wawancara di TV tadi pagi. Tapi memang agak susah mengatasi massa, tidak bisa serta merta menyuruh pergi, mereka bisa marah.Karena sudah ada yang menunggu dua sampai tiga hari, bahkan ada yang kehujanan di tempat.Pak Bupati menyampaikan ke saya agar pejabat atau yang lain tidak berkomentar dulu.(nrl/fat)Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Jumat, 13 Februari 2009

Home Industry Shabu di Malang Digerebek Polisi


Jumat, 13/02/2009 15:18 WIBHome Industry Shabu di Malang Digerebek PolisiMuhammad Aminudin - detikSurabaya
Home Industry Shabu/M Aminudin

Malang - Sebuah rumah di Perumahan Sawojajar II Jalan Cucakrawun I No 8 G-2 Malang digerebek Polda Jatim. Polisi menggerebek rumah tipe 36 itu karena digunakan untuk home industry membuat shabu-shabu (SS).Dalam penggerebekan bersama Polwil dan Polres Malang, Polda Jatim menemukan bahan baku membuat shabu-shabu (SS) dengan satu tersangka berisial Ng (38) asal Kota Malang.Polisi dan Labfor cabang Surabaya berhasil mengamankan obat bernama Evil Driyer sebanyak 5 ribu butir, 0,02 liter Aseton, serbuk blue ice dan soda api, diamankan petugas dari ruang belakang rumah tersangka. Diduga bahan-bahan tersebut menjadi bahan baku tersangka memproduksi SS.Penggerebekan ini bermula saat polisi menangkap dua tersangka pemilik SS seberat 2 gram berinisial MT dan LTF di Surabaya, Kamis (12/2/2009) pukul 22.00 WIB. Pengembangannya, petugas menangkap DD (48), asal Bangil di kawasan Pandaan beberapa jam kemudian."DD adalah pembuat shabu-shabu dibantu oleh Ng di rumah ini. Sedangkan, dua tersangka yang kita tangkap di Surabaya merupakan penjual barang jadi shabu-shabu. Keempatnya merupakan kelompok dari G residivis kasus shabu-shabu tahun 2006 dan 2007. G kini masih kita buru," kata Direskoba Polda Jatim Kombes Pol Erwin Siregar kepada wartawan di lokasi, Jumat (13/2/2009).Erwin menambahkan, G juga menjadi penyandang dana dari usaha ini. Kelompok ini telah menjalankan usahanya selama 1 bulan dengan memproduksi shabu-shabu seberat 40 gram dalam sehari. Terakhir mereka memproduksi 6 gram shabu-shabu. "Pangsa pasarnya yakni Surabaya, Madiun, Bali dan beberapa daerah di Jawa Timur," imbuhnya.Dalam pengakuannya, tersangka beberapa hari ini masih menunggu bahan baku untuk kembali melanjutkan produksi shabu-shabu. Karena bahan baku yang ada masih kurang lengkap. Kini polisi telah memasang garis police line untuk pagar rumah.(fat/fat)Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!